DELICIOUS FOOD & BREATHAKING VIEW IN KEDISAN FLOATING RESTAURANT

Menikmati keindahan panorama di Kedisan Floating Restaurant

Sudah lama saya penasaran dengan restoran terapung di Danau Batur yang bernama Kedisan Floating Restaurant. Dari foto-foto di majalah dan internet, restoran ini tampak begitu cantik, mengapung di Danau Batur, Kintamani. Saya pun penasaran dan berencana untuk mengunjungi restoran tersebut secepatnya.

Akhir April 2012, saya berniat mengunjungi Kedisan Floating Restaurant bersama teman (Ahmad). Ketika kami berangkat dari Denpasar, cuaca cerah dengan langit biru tanpa awan. Di tengah cuaca cerah seperti ini, pasti Kedisan Floating Restaurant akan tampak menawan. Saya pun semangat memacu Bonito (sepeda motor Beat kesayangan saya) menuju Kedisan melewati rute Denpasar - Singapadu - Payangan - Penelokan (Kintamani) - Kedisan. 

Sayangnya, ketika kami tiba di daerah Kedisan cuacanya tidak seperti yang kami harapkan. Langit mendung dan matahari juga redup. Cuaca di daerah pegunungan seperti Kintamani memang susah ditebak. Walau sebelumnya cerah ceria, cuaca bisa berubah tiba-tiba menjadi mendung atau hujan. Dengan harapan cuaca bakal berubah cerah, kami berkeliling sekitar Danau Batur ke arah Desa Trunyan. Di beberapa spot yang menarik, kami berhenti untuk mengabadikan keindahan alam sekitar Danau Batur dengan kamera saya. Harus saya akui, panorama di Kintamani dan sekitarnya memang sangat indah meski cuaca mendung. 

Setelah sekian lama menunggu sambil berkeliling Danau Batur, cuaca tidak juga berubah. Justru cuaca makin memburuk dengan mendung hitam menggelayut di langit. Saat saya tengah asyik memotret salah satu sudut Danau Batur, tiba-tiba hujan turun denagn derasnya. Saya dan Ahmad pun mencari tempat berteduh. Setelah hujan reda namun langit masih kelabu, kami memutuskan pulang. Kalau kami tetap memaksakan mampir ke Kedisan Floating Restaurant rasanya bakal rugi karena kami tak bisa mendapatkan foto-foto yang indah di cuaca yang mendung dengan langit kelabu. Mungkin, memang belum saatnya kami mengunjungi Kedisan Floating Restaurant. Dengan kecewa kami kembali ke Denpasar. 

Tak terasa hampir setahun berlalu sejak kunjungan kami yang gagal ke Kedisan Floating Restaurant. Di hari Sabtu yang cerah, 6 April 2013 (bertepatan dengan Hari Raya Kuningan), saya dan Ahmad kembali mengunjungi Kedisan Floating Restaurant. Kali ini kami melewati rute Denpasar - Singapadu - Ubud - Tegallalang (Ceking) - Sekaan - Bayung -Penelokan - Kedisan. Dengan melewati rute ini, perjalanan ke Kedisan ternyata lebih mudah dan lebih cepat. Dari lampu merah Ubud, kami tinggal berkendara lurus sampai Kintamani melewati Tegallalang yang terkenal dengan keindahan sawah teraseringnya di Desa Ceking (Ceking Terrace). Setelah tiba di Kintamani, kami tinggal belok kanan sampai Penelokan, selanjutnya belok kiri (turun) menuju Desa Kedisan yang berada di pinggir Danau Batur. 

 
Gunung Batur dilihat dari Kedisan Floating Restaurant

Syukurlah, cuaca cukup cerah saat kami tiba di Kedisan Floating Restaurant. Matahari masih menampakkan sinarnya meski tidak terlalu terik dan di beberapa tempat berkabut. Danau Batur kelihatan tenang dengan airnya yang berwarana hijau. Puncak Gunung Batur juga kelihatan dengan jelas meski kadang-kadang tertutup awan. Panorama sekitar Kedisan Floating Restaurant memang menakjubkan. 


 Kedisan Floating Restaurant

Suasana di Kedisan Floating Restaurant siang itu cukup ramai. Mungkin karena saat itu hari Sabtu dan bertepatan dengan jam makan siang sehingga pengunjung restoran terapung ini cukup banyak. Dari lima bangunan terapung (termasuk gazebo) yang ada di sana, 3 bangunan sudah terisi. Kami memilih tempat duduk di salah satu bangunan terapung yang menghadap ke Gunung Batur. Sebenarnya kami ingin duduk di gazebo (tanpa dinding) yang bangunannya lebih kecil dan tempat duduknya lesehan. Sayangnya, gazebo tersebut sudah ditempati oleh sepasang turis asing yang datangnya hampir barengan dengan kami. 

 
 Kedisan Floating Restaurant

Kedisan Floating Restaurant merupakan restoran terapung yang berada di tepi Danau Batur, Desa Kedisan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Jaraknya sekitar 55 km dari Denpasar atau sekitar 90 menit berkendara. Daya tarik restoran ini adalah bangunanya yang terapung di Danau Batur dan panorama di sekitarnya yang mengagumkan. Namun, tidak semua bangunan restoran di Kedisan Floating Restaurant dibuat terapung. Beberapa bangunan restoran dibangun di darat, menghadap Danau Batur dan Gunung Batur. Menu andalan restoran ini adalah berbagai olahan ikan air tawar seperti gurame (Osphronemus gouramy) dan nila (Oreochromis niloticus). Selain itu ada juga menu ayam, bebek, daging, dan lainnya. Siang itu, kami memilih menu gurame bakar dan ca kangkung. Sambil menunggu pesanan datang, kami keliling restoran untuk foto-foto.

 
Gurame bakar yang lezat di Kedisan Floating Restaurant

Ternyata, pelayanan di Kedisan Floating Restaurant cukup bagus. Pelayannya ramah-ramah dan cepat tanggap. Pengunjung, juga tak perlu menunggu lama pesanan makanan. Segera saja kami menyantap makanan tersebut dengan lahap. Rasanya nikmat sekali makan siang di restoran terapung sambil menyaksikan pemandangan Danau Batur dan Gunung Batur yang sangat indah. Udara yang sejuk dengan angin sepoi-sepoi, membuat makan siang jadi semakin nikmat. Sebenarnya (menurut saya), cita rasa makanan di Kedisan Floating Restaurant kurang lezat karena kurang bumbu dan kurang pedas. Mungkin disesuaikan dengan lidah bule (barat), pengunjung terbesar restoran ini. Ikan bakar pesanan kami saja tidak dibumbui apapun selain garam. Namun, penyajiannya cukup menarik karena ditemani tiga macam sambal (salah satunya sambal matah). 

 
Kedisan Bungalow dengan kolam renang di depannya

Selesai makan siang dan membayar tagihan di kasir, kami melanjutkan acara foto-foto. Kami jalan-jalan di sekitar restoran untuk menemukan sudut-sudut menarik yang belum sempat kami singgahi. Selain restoran, di Kedisan Floating Restaurant juga terdapat hotel (bungalow) dan fasilitas olahraga air (water sport) seperti jet ski, banana boat, dan area memancing. Asyiknya lagi, ada mushola mungil di kompleks restoran ini. Letaknya di bagian depan, tak jauh dari toilet. Kami senang sekali menemukan mushola di Kedisan Floating Restaurant. Kami tak perlu bersusah-susah mencari masjid yang letaknya cukup jauh (di Desa Kintamani) untuk menunaikan sholat zuhur. Dan kebetulan saat itu, turun hujan. Jadi, kami menunaikan sholat zuhur sambil menanti hujan reda.  

Getting There
Kedisan Floating Restaurant terletak di Desa Kedisan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Kintamani merupakan salah satu objek wisata terkenal di Bali sehingga sangat mudah untuk mencapainya. Dari Denpasar, ada beberapa rute untuk mencapai Kintamani, yaitu : Ubud - Tampaksiring/Pura Tirta Empul (rute utama), Ubud - Tegallalang, Ubud - Payangan, dan Sangeh - Plaga. Rute favorit saya adalah Denpasar - Ubud - Tegallalang - Kintamani, karena jaraknya paling dekat dan jalannya sepi. Setelah sampai Penelokan, Anda tinggal belok kanan (bila datang dari arah Tampaksiring) atau kiri (bila datang dari arah Tegallalang/Payangan/Plaga) sejauh 4 km hingga tiba di Desa Kedisan. Kedisan Floating Restaurant berada tak jauh dari Dermaga Penyeberangan ke Desa Trunyan. (edyra)***
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

0 Response to "DELICIOUS FOOD & BREATHAKING VIEW IN KEDISAN FLOATING RESTAURANT"

Post a Comment