WAIKURI, LAGUNA MEMPESONA DI UJUNG BARAT SUMBA

 


Pulau Sumba di Nusa Tenggara Timur identik dengan padang sabana, Agama Marapu, dan tradisi kubur batu yang unik. Selain itu, masih ada lagi sisi menarik Pulau Sumba yang belum diketahui banyak orang. Tak lain adalah alamnya yang indah dan sebagian besar belum terjamah. Salah satunya adalah Danau Waikuri yang terletak di ujung barat Pulau Sumba.

Perkenalan saya dengan Danau Waikuri (Weekuri) berawal dari blog seorang teman yang memajang foto-foto menakjubkan danau ini. Begitu indahnya foto-foto Danau Waikuri sampai membuat saya penasaran setengah mati dan ingin membuktikan dengan mata kepala saya sendiri. Makanya, begitu ada kesempatan berkunjung ke Pulau Sumba, saya langsung mengagendakan waktu sehari penuh untuk mengunjungi Danau Waikuri. Tempat-tempat menarik lainnya di Sumba seperti pantai, air terjun, dan kampung adat saya kesampingkan terlebih dahulu demi mengunjungi Danau Waikuri.

Seperti kata pepatah “Tak ada jalan pintas ke surga,” kira-kira seperti itulah perjalanan yang harus saya lalui untuk mencapai Danau Waikuri. Dengan modal sepeda motor sewaan dari tukang ojek yang saya jumpai di depan hotel, saya memulai perjalanan ke Danau Waikuri dari Waitabula/Tambolaka, ibu kota Kabupaten Sumba Barat Daya tepat pukul 10.00 pagi. Bukan waktu yang tepat memang, karena matahari sudah cukup tinggi dan sinarnya sangat terik. Tapi, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Sebenarnya saya berencana berangkat pagi-pagi. Namun, karena kesulitan mendapat sepeda motor sewaan, akhirnya baru bisa berangkat jam 10.00.

Dari hotel saya di Waitabula, saya tinggal mengarahkan kendaraan menuju Kodi. Awalnya, kondisi jalan cukup bagus, dengan ruas jalan yang lebar dan aspal yang cukup mulus. Hanya di beberapa tempat saja jalan berlubang karena aspal yang sudah mulai terkelupas. Lalu lintas di jalan juga sepi sehingga saya bisa memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi.

Kondisi jalan mulai berubah setelah belok kanan dari pertigaan di Desa Kori. Jalan mulai menyempit dan aspal jalan mulai terkelupas di sana-sini. Di beberapa ruas jalan, aspal malah sudah hilang sama sekali berganti menjadi jalan tanah berbatu. Bahkan masih banyak jalan yang belum diaspal sama sekali, berupa jalan tanah berbatu/pengerasan. Parahnya lagi, tak ada satu pun rambu-rambu atau penunjuk arah yang menunjukkan jalan menuju Danau Waikuri. Padahal, banyak sekali persimpangan jalan, baik pertigaan maupun perempatan, yang saya temui. Mengandalkan GPS yang sebenarnya (Global Positioning System), tidak banyak membantu karena sinyal telepon seluler tidak menjangkau seluruh wilayah Pulau Sumba. Masih banyak tempat yang tidak bisa menerima sinyal sama sekali alias blank spot. Satu-satunya cara agar tidak tersesat adalah menggunakan GPS alternatif (Gunakan Penduduk Setempat), dengan rajin bertanya arah jalan ke penduduk setempat. Sayangnya, tidak semua Warga Sumba tahu keberadaan Danau Waikuri karena letaknya yang memang jauh dari perkampungan penduduk dan tersembunyi. Saya jadi semakin bingung. Penduduk setempat saja tidak tahu Danau Waikuri, bagaimana saya bisa menemukannya? Untunglah saya tahu nama desa, di mana Danau Waikuri berada. Dari hasil browsing di internet, diketahui bahwa Danau Waikuri terletak di Desa Tanjung Karoso, Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya. Dengan menanyakan arah jalan menuju Desa Tanjung Karoso, sebagian besar Warga Sumba tahu. Setelah sampai di Desa Tanjung Karoso, baru saya bertanya arah jalan menuju Danau Waikuri.

 

Tak kurang dari tujuh kali saya bertanya arah jalan menuju Danau Waikuri/Desa Tanjung Karoso ke penduduk setempat. Dengan ramah, mereka menjawab pertanyaan saya. Anehnya mereka semua kompak memperingatkan saya agar berhati-hati karena jalan menuju Danau Waikuri terkenal tidak aman dan rawan penjambretan/perampokan. Mereka juga sangat heran, melihat saya yang pendatang berani pergi sendirian ke Danau Waikuri. Tak urung nyali saya pun jadi ciut. Namun, bayangan tentang keindahan Danau Waikuri mengalahkan segala rasa takut saya. Saya tetap melanjutkan perjalanan dengan berpikir positif dan berdoa kepada Tuhan. Saya yakin, kalau niat kita baik, Tuhan pasti akan menolong dan melindungi kita.

Setelah menempuh jarak sekitar 47 km dari Kota Waitabula, akhirnya tiba juga saya di Danau Waikuri. Tidak ada tulisan atau papan nama yang menunjukkan bahwa tempat itu adalah Danau Waikuri. Yang ada hanyalah pos jaga dan tembok bertuliskan “DILARANG MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN DISBUDPAR KAB. SBD.” Saat kedatangan saya, pos jaga yang sepertinya difungsikan sebagai tempat pembayaran retribusi masuk ke Danau Waikuri itu sedang kosong. Saya pun melanjutkan perjalanan sekitar 20 meter ke depan hingga tiba di tempat parkir Danau Waikuri. Dari tempat parkir, Danau Waikuri yang airnya berwarna hijau kebiruan sudah kelihatan.

 

Kedatangan saya disambut oleh beberapa penduduk kampung yang sedang duduk bergerombol di bawah pohon, tak jauh dari danau. Mereka menyapa saya dengan ramah dan sepertinya keheranan melihat saya datang sendirian ke Danau Waikuri. Setelah ngobrol-ngobrol sejenak dengan mereka, saya segera menuju pinggir danau untuk menikmati keindahan danau dari dekat dan mengabadikannya dengan kamera saya. Mata saya mendadak segar dan berbinar-binar melihat air danau yang berwarna hijau kebiruan. Saya menjadi lupa dengan perjalanan panjang dan melelahkan yang telah saya lalui untuk mencapai danau ini. Apalagi suasana di sekitar danau juga sepi, tak ada turis maupun penjual makanan dan minuman.

 

Danau Waikuri merupakan sebuah laguna karena letaknya berada di pinggir pantai. Air danau ini terasa asin karena airnya berasal dari laut yang masuk melalui celah-celah batu karang yang membentengi danau ini dari ganasnya ombak Samudera Hindia. Danau Waikuri tak seberapa luas, mungkin hanya seluas lapangan bola tapi keindahannya tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Dengan dikelilingi bebatuan karang dan pepohonan nan rindang di sekitarnya, membuat danau ini semakin mempesona. Warna air danau juga sangat menarik karena dasar danau berupa pasir putih bersih dengan tebaran batu-batu karang di beberapa tempat yang membuat warnanya bergradasi mulai dari hijau tua, hijau kebiruan (hijau toska) hingga hijau muda.

 

Untuk melihat kecantikan seutuhnya Danau Waikuri, saya berjalan menyusuri pinggir danau menuju ujung barat danau yang berbatasan langsung dengan laut. Cukup sulit menuju tempat ini, karena saya harus berjalan melewati jalan setapak di antara semak-semak berduri. Apalagi di ujung barat danau, medannya sangat menantang karena saya harus berjalan sedikit mendaki di atas karang-karang tajam dan runcing. Namun, perjuangan menuju tempat ini sepadan dengan yang hadiah yang akan kita dapatkan. Dari titik tertinggi di ujung barat Danau Waikuri ini, kita bisa melihat panorama yang sangat menakjubkan. Menghadap ke timur, kita bisa melihat secara keseluruhan Danau Waikuri yang bentuknya cukup unik. Berbalik ke belakang (menghadap ke barat), kita akan melihat Samudera Hindia dengan ombaknya yang ganas. Singkatnya, berputar 360 derajat, mata kita akan dibuai panorama menakjubkan mulai dari danau hijau, laut biru hingga batu-batu karang dengan formasi yang unik. 

 

Puas menikmati kecantikan Danau Waikuri dari atas, saatnya menikmati kesegaran air danau. Sejak kedatangan saya, air danau yang berwarna hijau toska sudah memanggil-manggil saya untuk mencumbunya. Saya segera berjalan kembali menuju bagian danau yang tak jauh dari tempat parkir, kemudian nyebur ke dalam danau untuk berenang. Rasanya sangat menyegarkan, tengah hari berenang di danau dengan air yang tenang tanpa ombak dan gelombang. Kebetulan saat itu, ada beberapa anak warga setempat yang sedang mandi dan berenang-renang juga sehingga acara berenang dan main air menjadi semakin seru. 

 

How to Get There
Untuk mencapai Danau Waikuri, Anda harus terbang dulu ke Tambolaka, Sumba Barat Daya. Untuk mencapai Tambolaka, Anda bisa terbang dari Denpasar (dengan Garuda Indonesia atau Wings Air) atau Kupang (dengan Garuda Indonesia dan Trans Nusa). Selanjutnya dari Tambolaka/Waitabula, Anda bisa menyewa mobil atau sepeda motor untuk mencapai Danau Waikuri karena tidak ada kendaraan umum menuju ke sana. Danau Waikuri terletak di Desa Tanjung Karoso, Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dari Kota Waitabula, jaraknya sekitar 47 km atau sekitar 45 menit berkendara. Dari Waitabula, arahkan kendaraan Anda menuju Kodi. Setelah sampai di pertigaan Desa Kori (sekitar 100 meter setelah Kantor Polsek Kodi Utara), beloklah ke kanan. Dari sini, kondisi jalan bervariasi, mulai dari jalan aspal yang cukup mulus, jalan aspal yang rusak hingga jalan tanah berbatu. Anda harus rajin bertanya arah ke penduduk setempat karena Anda akan banyak menjumpai persimpangan jalan dan tidak ada satu pun rambu-rambu atau penunjuk arah ke Danau Waikuri. (edyra)***


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

0 Response to "WAIKURI, LAGUNA MEMPESONA DI UJUNG BARAT SUMBA"

Post a Comment