10 EXOTIC POOLS IN BALI


Siap-siap untuk renang di kolam Renang Hotel Ubud Hanging Garden yang menakjubkan




Berenang merupakan salah satu aktivitas olahraga sekaligus rekreasi yang sangat menyenangkan. Dengan berenang, kita menggerakkan seluruh otot yang ada di tubuh kita sehingga tubuh menjadi bugar. Berenang akan semakin menyenangkan bila dilakukan di kolam renang yang indah dengan panorama menakjubkan di sekitarnya. Bicara tentang renang rasanya tidak afdol kalau tidak menyebut Bali karena di pulau cantik ini terdapat puluhan hotel/vila/resort yang mempunyai kolam renang menawan. Berikut sepuluh kolam renang menakjubkan di Bali yang patut Anda coba bila Anda benar-benar pecinta renang.


1. Alila Villas Uluwatu
Jl. Belimbing Sari, Banjar Tambiyak, Pecatu, Bali

 



2. Ayana Resort & Spa (Dulu The Ritz Carlton Bali)
Jl. Karang Mas Sejahtera, Jimbaran, Bali

 



3. Bvlgari Hotels & Resorts
Jalan Goa Lempeh, Banjar Dinas Kangin, Uluwatu, Bali

 

4. Four Seasons Resort Bali at Sayan
Jl. Raya Sayan, Ubud, Bali

 

5. Grand Hyatt Bali
Kawasan Wisata Nusa Dua

 

6. Karma Kandara Resorts
Jl. Villa Kandara, Banjar Wijaya Kusuma, Ungasan, Bali

 

7. Pan Pacific Nirwana Bali Resort (Dulu Le Meridien Nirwana Bali Resort)
Jl. Raya Tanah Lot, Tabanan, Bali

 

8. Rama Candidasa Resort & Spa
Jl. Raya Sengkidu, Candidasa, Karangasem, Bali

 

9. The Royal Pita Maha
Desa Kedewatan, Ubud, Bali

 

10. Ubud Hanging Gardens
Desa Buahan, Payangan, Ubud, Bali

 



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

PRAMUGARI BERJILBAB

Pramugari berjilbab di Pesawat NAM Air




Setiap kali bepergian dengan menggunakan pesawat, saya selalu memperhatikan dengan seksama sosok pramugari di pesawat/maskapai tersebut. Mulai dari keramahan, kecantikan, kesigapan dalam pelayanan hingga busana/seragam pramugarinya. Seragam pramugari menarik perhatian saya karena setiap maskapai memiliki model, warna, dan motif seragam yang berbeda-beda.

Setelah terbang dengan berbagai maskapai baik di dalam maupun di luar negeri, saya melihat tak ada satu pun maskapai yang seragam pramugarinya dilengkapi dengan jilbab. Bahkan pramugari dari maskapai negara-negara Timur Tengah semacam Emirates, Etihad Airways, dan Qatar Airways pun tidak mengenakan jilbab. Seragam mereka terdiri dari baju/blazer lengan panjang dan rok selutut yang dilengkapi dengan topi dan kerudung. Anehnya, kerudungnya cuma dipakai sebagai hiasan/pemanis yang dikalungkan/disampirkan dari kepala sebelah kanan hingga ke dada mereka. Pastinya topi dan kerudung itu tidak menutupi aurat sepenuhnya karena leher, telinga, dan sebagian rambut para pramugari tersebut masih kelihatan. Belum lagi rok yang mereka kenakan panjangnya hanya selutut, tidak menutupi kaki seluruhnya. Sampai saat ini, maskapai yang menerapkan kebijakan berjilbab bagi pramugarinya hanya Saudi Arabia Airline, Flynas (maskapai berbiaya rendah dari Saudi Arabia), dan Egypt Air (Mesir). Semua maskapai lainnya hanya menetapkan kebijakan berjilbab/berkerudung bagi pramugarinya pada saat penerbangan haji/umroh.

Di Indonesia juga tidak ada satu pun maskapai yang menerapkan aturan berjilbab bagi pramugarinya. Saya berpikir mungkin maskapai-maskapai di Indonesia melarang (tidak mengizinkan) pramugarinya mengenakan jilbab pada saat bekerja. Namun, ternyata dugaan saya salah. Ketika akan terbang dari Kupang ke Maumere, Flores, pada tanggal 10 Mei 2014 dengan maskapai NAM Air (anak perusahaan Sriwijaya Air), saya melihat pemandangan yang sedikit berbeda di Bandara El Tari, Kupang. Saat itu, saya melihat seorang perempuan mengenakan seragam Pramugari NAM Air, baju biru, blazer dan celana panjang biru tua, ditambah jilbab biru (sesuai warna baju) dan topi biru tua (sesuai warna blazer dan celana panjang). Dia berdiri di dekat seorang pilot dan tiga temannya sesama pramugari yang tidak mengenakan jilbab. Saya belum yakin kalau perempuan tersebut adalah Pramugari NAM Air karena selama ini saya belum pernah melihat satu pun pramugari berjilbab di Indonesia. Pada saat umroh naik Garuda Indonesia, pramugarinya hanya mengenakan kerudung (rambut dan leher mereka masih terlihat). Itu pun hanya dikenakan pada saat menyambut kedatangan penumpang saja. Setelah pesawat mengudara/terbang, para Pramugari Garuda malah melepas kerudungnya. Mungkin mereka merasa ribet ketika menghidangkan makanan dan minuman harus memakai kerudung.

Tak lama kemudian, saya naik ke dalam pesawat NAM Air yang akan membawa saya ke Maumere. Ternyata dugaan saya benar. Perempuan berjilbab yang saya lihat tadi, adalah Pramugari NAM Air. Namun, ketika di atas pesawat, pramugari berjilbab tersebut melepas blazer dan topinya seperti ketiga temannya. Tentunya pramugari berjilbab tersebut mengenakan baju/blouse lengan panjang beda dengan ketiga temannya yang mengenakan blouse lengan pendek. Saya benar-benar surprise dan seakan nggak percaya. Baru kali itu saya melihat pramugari berjilbab yang sebenarnya. Sejauh ini (sampai dengan tahun 2014), hanya NAM Air maskapai yang memperbolehkan pramugarinya berjilbab. Saya tidak tahu kalau ada maskapai Indonesia laiinya mengizinkan pramugarinya berjilbab.

Pada saat kembali ke Kupang dua hari kemudian, saya juga melihat seorang pramugari berjilbab lagi di NAM Air. Saat itu, saya sempat ngobrol-ngobrol sebentar dengan pramugari berjilbab tersebut. Sebagai seorang muslim, tentunya saya gembira melihat fenomena pramugari berjilbab. Berarti ada kemajuan dalam dunia penerbangan (pramugari) di Indonesia. Setidaknya, perempuan berjilbab mempunyai kesempatan yang sama seperti perempuan lainnya (tidak berjilbab) untuk menjadi pramugari walau saat ini hanya NAM Air yang menerima pramugari berjilbab. Semoga ke depannya semakin banyak maskapai di Indonesia yang mengizinkan pramugarinya berjilbab. (edyra)***

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

AKHIRNYA BISA MEMOTRET GUNUNG RINJANI DARI PESAWAT!






Gunung Rinjani merupakan salah satu gunung terindah di Indonesia. Gunung yang berada di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan gunung tertinggi ketiga di Indonesia (setelah Gunung Jayawijaya di Papua dan Gunung Kerinci di Jambi) dengan ketinggian mencapai 3.726 meter di atas permukaan laut (dpl). Selain mempunyai ketinggian yang menantang, Rinjani juga memiliki danau kawah yang sangat indah bernama Danau Segara Anak lengkap dengan anak gunung di salah satu sudut danau bernama Gunung Baru Jari. Tak heran kalau Rinjani menjadi impian para pendaki gunung baik dari dalam maupun luar negeri termasuk saya. Sayangnya, sampai detik ini saya belum mempunyai kesempatan untuk mendaki Rinjani karena berbagai macam alasan. Ketika saya masih tinggal di Lombok tahun 2005 silam, sebenarnya saya sudah berniat mendaki Rinjani bersama teman-teman. Saya sudah melakukan persiapan fisik beberapa hari sebelumnya dan bekal untuk pendakian pun sudah saya siapkan. Namun, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Tepat sehari sebelum keberangkatan menuju Rinjani, saya mengalami kecelakaan yang cukup parah. Alhasil, rencana mendaki Rinjani gagal total dan saya hanya bisa melepas kepergian teman-teman yang akan mendaki Rinjani dengan sedih.

Beberapa tahun kemudian saya pindah ke Kupang karena tuntutan pekerjaan. Karena itulah saya sering terbang bolak-balik Surabaya - Kupang, untuk menengok orang tua dan saudara-saudara. Ketika terbang melintasi rute Surabaya - Kupang dan sebaliknya, kerap kali saya melihat keindahan Gunung Rinjani dari balik jendela pesawat. Sayangnya, puncak Rinjani beserta Danau Segara Anaknya selalu tertutup awan atau kabut. Baru pada penerbangan Kupang - Surabaya pada tanggal 24 Desember 2014 kemarin, saya beruntung bisa melihat Puncak Rinjani beserta Danau Segara Anaknya dari jendela pesawat tanpa terhalang awan atau kabut. Tentunya saya bahagia tak terkira. Apalagi saya juga berhasil mengabadikan keindahan Rinjani dengan kamera kesayangan karena saya memang selalu membawa kamera setiap kali bepergian dengan pesawat. Saat itu, saya duduk di kursi nomor 12 A, tepat di sebelah pintu keluar darurat sebelah kiri. Sayangnya, tempat duduk ini ternyata kurang strategis untuk memotret pemandangan nun jauh di bawah sana. Pasalnya pandangan kita terhalang bentangan sayap pesawat. Saya pun celingak-celinguk mencari kursi kosong di samping jendela kiri, baik di bagian depan maupun belakang pesawat. Untunglah di bagian belakang pesawat, masih ada beberapa kursi kosong dekat jendela kiri pesawat karena saat itu kursi pesawat hanya terisi penumpang sekitar 70%. Saya pun segera pindah ke bagian belakang agar tak kehilangan momen memotret Rinjani. Setelah duduk di kursi bagain belakang (saya lupa nomornya), saya pun bisa memeotret Rinjani dengan leluasa. Dan inilah keindahan Rinjani yang berhasil tertangkap kamera saya. (edyra)***

 

 

 


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments